JAKARTA, KOMPAS.com - Berdasarkan pasokan 2016 di Jakarta, tingkat penjualan properti kelas menengah bawah tercatat 49 persen, menengah atas 39 persen, kelas atas 11 persen, dan kelas atas-atas sebesar 1 persen. Jika dikaitkan dengan supply by area, hanya Jakarta Timur yang berpotensi menjadi kawasan pengembangan baru secara umum.
Demikian menurut Anton Sitorus, Director Head of Research and Consultancy Savills Indonesia di depan sejumlah konsumen dan investor properti pada acara bertajuk "Economy Outlook 2017", di Jakarta, akhir pekan lalu.
Menurut dia, salah satu pemicunya adalah dibangunnya berbagai infrastruktur transportasi publik yang terintegrasi di kawasan tersebut. Kondisi itu mendorong pengembangan tren transit oriented development (TOD) atau konsep pengembangan properti yang terintegrasi dengan jaringan transportasi publik.
"Properti-properti di sekitar atau dekat dengan mass rapid transit atau MRT dan light rail transit atau LRT punya potensi mengalami pertumbuhan harga luar biasa ke depannya. Kenaikan harga tanah dan properti rata-rata bisa 15 persen sampai 20 persen per tahun dalam jangka panjang," kata Anton.
"Terlebih saat ini tengah dibangun tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu atau Becakayu," ujarnya.
Komentar
Posting Komentar