Serpong Garden Apartemen - proyek transportasi massal di DKI Jakarta dan sekitar membuat banyak
pengembang mulai menyematkan proyek yang dekat dengan stasiun mass rapid
transportation (MRT) dan light rail transit (LRT) dengan konsep transit
oriented development (TOD). Padahal, aturan baku atau panduan terkait dengan
TOD hingga saat ini belum ada. Managing Partner Strategic Adversory Group
Coldwell Banker Commercial Tommy H Bastamy mengungkapkan pertumbuhan properti
berbasis TOD di Jakarta masih didominasi hunian vertikal atau apartemen.
Merujuk berbagai kota di dunia, TOD yang berkembang bersifat terpadu antara
kawasan residensial, perkantoran, ritel, dan transportasi massal. "TOD
harus mixed use, bukan hanya satu sektor, terdiri dari berbagai sektor.
Sekarang yang terlihat apartemen tumbuh pesat, belum ritel, hotel, atau
perkantoran," ujar Tommy saat Urban Dialogue bertajuk Peran Sektor
Properti dalam Pembangunan TOD di Jakarta, Jumat (16/6). Banyak pengembang juga
tidak mengintegrasikan proyek properti dengan transportasi massal yang
merupakan prinsip dasar TOD.
Mereka hanya mengandalkan kedekatan proyek tersebut dengan stasiun MRT atau
LRT. Transportasi massal dalam TOD sebenarnya terdiri dari multimoda
transportasi bukan hanya mengandalkan satu jenis. Ketua Ikatan Ahli Perencanaan
(IAP) DKI Jakarta Dhanny Muttaqin mengatakan, sebagai salah satu konsep terpadu
yang menggabungkan berbagai sektor properti dengan transportasi massal dan
berpihak pada pejalan kaki, TOD seharusnya dapat mewujudkan keadilan ruang atau
dapat mengurangi kesenjangan yang cukup tinggi di kota-kota besar.
Faktanya, sebagian besar proyek properti di seputar moda transportasi massal
masih menyasar kalangan kelas menengah ke atas. Data IAP menunjukkan ada
sekitar 58 proyek apartemen untuk kelas menengah ke atas di sekitar stasiun
MRT. Belum lagi yang diproyeksikan pembangunannya di sekitar stasiun LRT. Harga
unit apartemen tersebut berkisar Rp800 juta-Rp2 miliar. "Sistem TOD yang
sedang dibangun pemerintah provinsi menyasar kalangan menengah ke atas.
Ketiadaan rumah susun umum di setiap kawasan stasiun menunjukkan pemerintah dalam
pengembangan transportasi massal belum berpihak kepada masyarakat
berpenghasilan rendah. Ini yang kami sesali," kata Dhanny.
Regulasi
Ketua Bidang Realestat dan Permukiman IAP DKI Jakarta Meyriana Kesuma menekankan pengembangan kawasan TOD perlu aturan yang jelas untuk menghindari penyalahgunaan pembangunan oleh para pemilik modal dan menjamin keberpihakan publik atas penyediaan hunian terjangkau, fasilitas publik seperti jalur pedestrian, hingga ruang terbuka hijau (RTH).
"Hal itu penting karena TOD saat ini telah menjadi alat pemasaran bagi
pihak swasta yang mengembangkan proyek di sekitar TOD. Padahal, pengembangan
kawasan yang dilakukan belum tentu sesuai dengan prinsip-prinsip pengembangan
TOD seperti compact (terpadu), mixed use (beragam fungsi), mixed income
(beraneka pendapatan masyarakat), dan walkable environment (ramah bagi pejalan
kaki)," tutur Meyriana.
Dhani menambahkan pihaknya sudah memberikan pandangan dan kajian kepada
Kementerian Agraria dan Tata Ruang sebagai bahan untuk menyusun aturan terkait
dengan TOD. Aturan yang sedang digodok tersebut diharapkan segera rampung agar
pengembang punya acuan baku terkait dengan pengembangan kawasan TOD. Menurut
Tommy, pengembangan kawasan TOD memberikan manfaat lebih bagi komunitas di
dalamnya dan pengembang. Pengembang tak perlu menyiapkan lahan parkir yang
besar. Komunitas pun menikmati kawasan sehat karena jumlah kendaraan pribadi
ditekan. Sumber Media Indonesia
Play The Top Slots Online for Free
BalasHapusThe Top Slots Online for Free · Play The Top 10 Best Slot Machine luckyclub Games in the World · RTP: 96% · Min. Bet: £0.20 · Wagering: £100 - £100. Payout Speed: 96.50