JAKARTA – Presiden Jokowi menegaskan transportasi massal,
transportasi umum yang nyaman, aman, tepat waktu adalah keharusan untuk
mengurangi biaya Rp 67 triliun setahun akibat kemacetan di Jabodetabek.
Itu salah satu alasan mengapa Kereta Bandara Soekarno Hatta dibangun. Menurut Jokowi, untuk mengurai kemacetan, konsep pembangunan yang
dipakai Kereta Bandara Soekarno Hatta adalah terintegrasi dengan busway,
kereta ringan atau light rail transit (LRT), kereta cepat massal atau
mass rapid transit (MRT) dan ke depan juga ada kereta cepat.
“Semuanya memang di dalam desainnya terintegrasi. Kalau sudah
selesai. Ya inikan satu-satu diselesaikan. Kereta bandara dulu rampung,
nanti LRT 2019 selesai, MRT yang dari selatan ke utara rampung, ini
satu-satu,” katanya kepada wartawan usai mencoba Kereta Bandar Udara
Soekarno-Hatta, di Stasiun Sudirman Baru, Jakarta, Selasa (2/1) siang.
Menurut Jokowi, sebagai moda transportasi massal, Kereta Bandara ini harus tepat waktu, 55 menit sampai.Sementara soal tarif Rp 70.000 sekali jalan, menurut dia, angka itu
kalau bisa dipertahankan. Bahkan kalau memungkinkan bisa dikurangi lagi.
“Tapi masih dihitung semuanya karena kita ini kan bukan hanya urusan
membangun kereta ke bandara tetapi juga kita ingin mengalihkan
mobil-mobil pribadi supaya mau menggunakan transportasi massal kita.
Bisa saja nanti subsidi dari pemerintah Provinsi DKI, kenapa tidak,”
pungkasnya. (*)
Komentar
Posting Komentar